Pendapatan Bukalapak Capai Rp 4,5 Triliun pada 2024

naxigeba.org – Pendapatan Bukalapak capai Rp 4,5 Triliun pada tahun 2024, Pertumbuhan pendapatan kuartalan (QoQ) sebesar 7 persen didorong oleh peningkatan 21 persen pada pendapatan Marketplace. Sementara pendapatan Online-to-Offline (O2O) mengalami penurunan 9 persen karena restrukturisasi segmen FMCG. Meski demikian, perusahaan tetap berfokus pada profitabilitas dan keberlanjutan dalam jangka panjang.

“Baca juga : AS Tantang Kekuatan Nuklir Timur Tengah, Dunia Terancam”

Pendapatan O2O dan Marketplace hampir seimbang, namun Bukalapak memprediksi pendapatan Marketplace akan tumbuh lebih cepat dibandingkan O2O dalam beberapa kuartal mendatang. Bukalapak berkomitmen untuk menajamkan strategi bisnis di sektor Marketplace. Perusahaan juga mengoptimalkan efisiensi operasional dengan merampingkan bisnis non-inti.

Penurunan pendapatan dan margin kontribusi dalam jangka pendek terimbangi dengan penghematan biaya General & Administrative (G&A). Setelah biaya restrukturisasi dan legal satu kali, beban G&A turun dari Rp 260 miliar pada kuartal III 2024 menjadi Rp 156 miliar pada kuartal IV 2024. Adjusted EBITDA 2024 meningkat 28 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan posisi kas yang solid mencapai Rp 19 triliun, Bukalapak memastikan ketahanan finansial untuk mendukung rencana pertumbuhannya di masa depan. Pada 2025, Bukalapak berencana untuk fokus pada empat segmen bisnis utama, yaitu Mitra Bukalapak, Gaming, Retail, dan Investment. Perusahaan juga akan menyesuaikan struktur pelaporan keuangannya mulai kuartal I 2025.

“Baca juga : Kylian Mbappé kejar Rekor 32 Tahun Real Madrid, Lewati Ronaldo”

“Strategi yang kami terapkan akan memungkinkan kami untuk membangun bisnis yang lebih tangguh dan menguntungkan,” kata Willix Halim. Bukalapak optimis bahwa dampak penuh dari restrukturisasi yang sedang berlangsung akan terlihat setelah paruh pertama tahun 2025.