naxigeba.org – Dunia alami dekade terpanas sepanjang sejarah menurut Laporan terbaru dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). Temuan ini menjadi pengingat penting bagi seluruh negara untuk mengambil tindakan cepat menghadapi dampak perubahan iklim.
“Baca juga : Gletser Dunia Mencair Lebih Cepat, Apa Dampaknya?”
WMO mengungkapkan bahwa konsentrasi karbon dioksida di atmosfer kini mencapai level tertinggi dalam 800.000 tahun terakhir. Selain karbon dioksida, gas rumah kaca lainnya seperti metana dan dinitrogen oksida juga turut berkontribusi terhadap pemanasan global.
Rekor terbaru menunjukkan bahwa pada 2024, suhu Bumi mencapai titik terpanas dalam 175 tahun terakhir, mengalahkan rekor yang tercatat pada 2023. Untuk pertama kalinya, temperatur global kini melampaui 1,5 derajat Celsius, yang merupakan batas yang disepakati dalam Perjanjian Paris pada 1850-1900. Meskipun hal ini belum berarti bahwa kita telah melampaui batas yang ditetapkan, para ilmuwan memperingatkan bahwa Bumi semakin mendekati titik tersebut.
Pemanasan global ini tidak hanya disebabkan oleh gas rumah kaca. El Nino, fenomena cuaca alami yang meningkatkan suhu global, turut memperburuk kondisi. Proyeksi WMO menunjukkan bahwa pemanasan global akan terus berlanjut dan diperkirakan akan mencapai antara 1,34 hingga 1,41 derajat Celsius lebih tinggi dari suhu masa pra-industri.
Laut mendidih
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyatakan bahwa membatasi suhu global hingga 1,5 derajat Celsius masih mungkin tercapai. Namun, ia menegaskan bahwa para pemimpin dunia harus segera mengambil langkah konkret untuk mencapai tujuan tersebut.
Suhu global yang semakin tinggi menyebabkan air laut menyerap lebih banyak panas, mengarah pada kondisi yang disebut sebagai “lautan mendidih.” Lautan menyerap sekitar 90 persen dari kelebihan panas yang dihasilkan oleh pemanasan global. Hal ini mengakibatkan pemutihan terumbu karang yang parah, memperburuk badai tropis, dan mempercepat pencairan es laut.
Selain itu, kenaikan suhu menyebabkan meningkatnya permukaan laut secara signifikan. Data WMO menunjukkan bahwa laju kenaikan permukaan laut rata-rata global telah meningkat dua kali lipat sejak 1993. Kenaikan permukaan laut yang lebih cepat ini mengancam daerah pesisir, menyebabkan banjir, erosi, dan salinisasi air tanah.
Pencairan es juga menjadi masalah besar. Tiga tahun terakhir mencatatkan kehilangan massa gletser terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah. Wilayah seperti Norwegia, Swedia, Svalbard, dan Andes tropis mengalami penurunan es yang sangat signifikan.
“Baca juga : 3 Manfaat Mengangkat Kaki Sebelum Tidur untuk Kesehatan”
WMO mengingatkan bahwa dampak dari pemanasan global semakin terasa dan dapat memperburuk kondisi hidup di seluruh dunia. Oleh karena itu, diperlukan tindakan segera dari pemerintah, masyarakat, dan sektor industri untuk menanggulangi dampak perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan ini.