naxigeba.org – Penjualan mobil baru di Indonesia belum menunjukkan pemulihan di tahun 2025. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penurunan penjualan ritel sebesar 9% pada Januari-Maret 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Baca juga : Cara Efektif Memuluskan Kaki Burik untuk Penampilan Menawan”
Harga Naik dan Daya Beli Melemah
Harga mobil terus meningkat, sementara daya beli masyarakat menengah ke bawah belum pulih. Kondisi ini membuat banyak calon pembeli menunda pembelian. Leasing dan lembaga pembiayaan juga memperketat persyaratan kredit, menyulitkan konsumen mengajukan pembiayaan.
Pemilu 2024 Pengaruhi Minat Beli
Beberapa konsumen memilih menunggu situasi politik stabil setelah Pemilu 2024. Ketidakpastian ekonomi turut mengurangi minat beli masyarakat terhadap mobil baru.
Brand Baru dari China Belum Dongkrak Penjualan
Meski banyak merek China seperti BYD dan Denza masuk pasar Indonesia, mereka belum mampu meningkatkan penjualan secara nasional. Saat ini, 40 brand mobil aktif beroperasi, sementara 5 lainnya hanya tercatat tanpa kontribusi signifikan.
Lonjakan Penjualan Saat Ramadhan
Menjelang Lebaran 2025, penjualan mobil sempat meningkat. Gaikindo mencatat 76.582 unit terjual di Maret 2025, naik 9,6% dari Februari. Toyota memimpin pasar dengan penjualan 24.514 unit, diikuti Daihatsu dengan 13.111 unit.
Penjualan Wholesale Juga Turun
Selain penjualan ritel, distribusi mobil dari produsen ke dealer (wholesales) juga merosot. Kuartal pertama 2025 hanya mencapai 205.160 unit, turun dari 215.250 unit di 2024.
Prospek ke Depan
Pasar mobil masih menghadapi tantangan besar. Kenaikan harga, ketatnya kredit, dan daya beli rendah menjadi faktor utama penurunan. Perlu insentif dari pemerintah dan strategi baru dari produsen untuk memulihkan pasar.
“Baca juga : SSD Samsung 9100 Pro Dan Pro Heatsink Rilis di Indonesia”
Dengan kondisi saat ini, industri otomotif perlu beradaptasi agar penjualan bisa kembali tumbuh di sisa tahun 2025.