Pertumbuhan Ekonomi RI 4,87%: Sinyal Bahaya Muncul

Pertumbuhan Ekonomi RI 4,87%: Sinyal Bahaya Muncul

naxigeba.org – Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,85% (yoy) pada kuartal I 2025. Angka ini menjadi yang terendah sejak kuartal III 2021 dan lebih rendah dari periode sama tahun sebelumnya (5,11%).

“Baca juga : Supermarket Besar Tutup di RI, Preman Jadi Salah Satu Alasan”

BPS mencatat tiga masalah utama:

  1. Konsumsi pemerintah minus 1,38% (turun dari +20,44%)
  2. Belanja LSM turun drastis dari 24,13% ke 3,07%
  3. Daya beli rumah tangga stagnan di 4,89%

“Kontraksi belanja pemerintah menjadi faktor utama perlambatan,” tegas Luhut Pandjaitan melalui Instagram. Pemerintah mengaku sedang mempercepat belanja negara untuk menstimulasi ekonomi.

INDEF menyebut kondisi ini “darurat ekonomi”:

  • Ekspor terhambat perlambatan China dan perang dagang AS
  • Capital flight mencapai Rp28 triliun via aset kripto
  • PHK massal mengurangi daya beli masyarakat

CORE Indonesia mengkritik kebijakan efisiensi anggaran yang tidak tepat waktu:
“Stimulus fiskal justru diperlukan di masa transisi ini,” jelas Yusuf Rendy.

Program Makan Gratis Prabowo dinilai belum berdampak signifikan:

  • Efek jangka panjang pada SDM
  • Tidak menciptakan rantai ekonomi baru
  • Hanya substitusi belanja keluarga

Langkah darurat yang disarankan pakar:

  1. Percepat proyek infrastruktur
  2. Berikan insentif UMKM
  3. Tingkatkan kepastian hukum untuk investor
  4. Optimalkan belanja produktif

Krisis ketenagakerjaan semakin mengkhawatirkan:

  • Pengangguran naik 82.000 orang dalam setahun
  • Total 7,28 juta orang menganggur
  • Sektor industri mengalami kontraksi

“Baca juga : Journaling: Cara Praktik Budaya Self-Care untuk Atasi Stres”

Analis memprediksi pertumbuhan sulit mencapai 5% tanpa perubahan kebijakan. Pemerintah diminta segera mengambil langkah konkret sebelum krisis semakin dalam.