naxigeba.org – Luhut pastikan pemerintah serius menangani isu kemiskinan. Ia menegaskan program seperti makanan bergizi gratis dan food estate akan membantu mengurangi angka kemiskinan secara bertahap. Pernyataan ini ia sampaikan dalam International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di JCC Senayan,
“Baca juga : Profil Ryan Kaji, Konten Kreator Cilik dengan Rp569 Miliar”
DEN saat ini berkoordinasi dengan BPS untuk mengkaji ulang batas garis kemiskinan nasional. Luhut menjelaskan revisi data kemiskinan merupakan langkah penting yang harus dilakukan pemerintah. DEN telah menyiapkan rekomendasi khusus untuk Presiden Prabowo Subianto terkait penyesuaian ini.
Bank Dunia baru saja merevisi standar kemiskinan internasional:
- Garis kemiskinan global naik dari $2,15 menjadi $3 per kapita/hari
- Negara berpendapatan menengah bawah dari $3,65 menjadi $4,2
- Negara berpendapatan menengah atas dari $6,85 menjadi $8,3
Perubahan ini terjadi karena kenaikan garis kemiskinan di 16 negara berpendapatan rendah. Bank Dunia menggunakan metode paritas daya beli (PPP) 2021, berbeda dengan BPS yang memakai pendekatan kebutuhan dasar.
Menurut anggota DEN Arief Anshory Yusuf:
- Garis kemiskinan internasional versi PPP ≈ Rp545.000/bulan
- Garis kemiskinan nasional saat ini Rp595.000/bulan
- Idealnya Rp750.000-Rp1,5 juta sesuai standar middle income
Dampak revisi standar:
- Dengan standar $8,3: 68,25% penduduk (193,49 juta) masuk kategori miskin
- Standar $3: 5,5% (15,42 juta) di bawah garis kemiskinan
- Data BPS September 2024: 8,57% (24,06 juta) penduduk miskin
“Baca juga : Kalori Terbakar Saat Jalan Kaki 30 Menit, Ini Rinciannya”
Luhut pastikan penanganan kemiskinan membutuhkan waktu dan kebijakan terintegrasi. Pemerintah terus memantau perkembangan terbaru untuk memastikan program bantuan tepat sasaran.