naxigeba.org – Pemerintah siapkan program bantuan beras sebagai stimulus ekonomi. Badan Pangan Nasional (NFA) mengalokasikan anggaran Rp4,6-Rp5 triliun untuk menyalurkan 10 kg beras per bulan kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama Juni-Juli 2025.
“Baca juga : BRIN Dorong Koridor Satwa untuk Selamatkan Orangutan Tapanuli”
Rincian Program Bantuan
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menjelaskan program ini telah mendapat persetujuan Presiden Prabowo Subianto. Saat ini 16,5 juta KPM telah terverifikasi dari total target 18,3 juta.
“Kami sedang mengajukan anggaran ke Kementerian Keuangan. Nilainya sekitar Rp4,6-Rp5 triliun tergantung jumlah penerima akhir,” jelas Arief.
Prioritas Daerah Sasaran
Pemerintah akan memprioritaskan daerah dengan harga beras tinggi:
- Wilayah Indonesia Timur (Papua, Maluku)
- Daerah dengan kenaikan harga signifikan
- Kawasan yang membutuhkan intervensi stabilisasi harga
“Kami fokus pada daerah yang paling membutuhkan untuk menekan harga,” tegas Arief.
Penyempurnaan Database Penerima
Tahun 2024 program ini mencakup 22 juta KPM. Untuk 2025, pemerintah menekankan akurasi data:
- Proses verifikasi lebih ketat
- Memastikan bantuan tepat sasaran
- Mencegah salah penyaluran
“Kami ingin semakin akurat. Bantuan harus sampai ke yang benar-benar berhak,” tegas Arief.
Sinergi dengan Program Stabilisasi Harga
Program ini berjalan paralel dengan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Pemerintah akan menghindari daerah yang sedang panen untuk menjaga harga petani tetap di atas Rp6.500/kg.
“Kami sesuaikan dengan kondisi tiap daerah agar tidak mengganggu harga petani,” pungkas Arief.
“Baca juga : Ilmuwan China Kembangkan Teh Beras Rendah Kafein”
Program ini menjadi bagian dari paket stimulus ekonomi pemerintah untuk menjaga stabilitas pangan sekaligus membantu masyarakat menghadapi tekanan ekonomi.