naxigeba.org – Utang Indonesia picu Kekhawatiran Krisis ekonomi, nilai tukar rupiah terus melemah ke Rp16.676 per dolar AS, mendekati level terendah sejak 1998. Pelemahan ini mencapai 0,08% dari posisi sebelumnya Rp16.562.
Hardjuno Wiwoho, pengamat Hukum dan Pembangunan, memperingatkan kondisi ini mengancam stabilitas ekonomi. Ia menyebut situasi saat ini lebih buruk dibanding krisis 1998.
“Baca juga : Cara Cek Skor Kredit Online, Syarat & Panduan Terbaru”
“Tahun 1998, utang luar negeri hanya USD70 miliar (Rp1.165T) dengan kurs sama. Sekarang utang mencapai USD500 miliar (Rp8.325T),” jelas Hardjuno.
Ia menilai nilai tukar rupiah saat ini tidak mencerminkan kondisi riil ekonomi. “Rupiah mungkin masih terlalu kuat dibanding fundamental yang ada,” tambahnya.
Hardjuno menyoroti aset BUMN strategis Danantara senilai Rp10.000 triliun. “Aset sebesar ini pun belum cukup menutup total utang negara,” ujarnya.
Pengamat ini mengkritik kebijakan utang pemerintah yang tidak disertai strategi pelunasan jelas. “Utang harus dibayar. Kalau tidak mampu, harus ada solusi,” tegasnya.
Hardjuno mempertanyakan akuntabilitas fiskal di tengah pergantian pemerintahan. “BLBI menjadi akar masalah yang terus diabaikan,” ungkapnya.
Ia mengapresiasi langkah Presiden Prabowo memangkas anggaran. Namun menurutnya, kebijakan ini perlu tindak lanjut lebih konkret.
“Pemangkasan anggaran bagus, tapi harus ada rencana besar jangka panjang,” kata Hardjuno. Ia mendorong dialog nasional tentang utang dan keberlanjutan ekonomi.
Data Utama:
- Kurs rupiah: Rp16.676/USD (melemah 0,08%)
- Utang LN: USD500 miliar (Rp8.325T)
- Aset Danantara: Rp10.000T
- Perbandingan 1998: Utang USD70 miliar dengan kurs sama
Rekomendasi:
- Evaluasi kebijakan utang
- Penyusunan strategi pelunasan
- Penguatan fundamental ekonomi
- Dialog nasional tentang fiskal
“Baca juga : Siswi SMA Taruna Nusantara Lolos 11 Kampus Top Dunia”
Kondisi ini membutuhkan penanganan serius semua pihak. Pemerintah harus segera mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi.